TUGAS READING REPORT SEJARAH AMERIKA
( Nilai-nilai Amerika:
kelestarian dan perubahan )
Oleh
:
PIKI SETRI PERNANTAH
17582 / 2010
JURUSAN SEJARAH
FAKULTAS
ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2011
BAB I
DEMOKRASI KONSTITUSIONAL: PAHAM ABAD KESEMBILAN
BELAS
Sekelompok orang yang berkumpul di Philadelphia
pada tahun 1787 menyusun sebuah undang-undang dasar bagi Negara Amerika Serikat
yang baru didirikan. Hampir seluruhnya memiliki keyakinan pada akal budi
manusia. Perhatian dan minat bangsa dan amerika diarahkan pada manusia
sebagai individu. Demokrasi merupakan ungkapan politis dari penekanan pada
hidup kemasyarakatan yang otomistik, namun para penyusun
konstitusi mempunyai speksitisme yang cukup sehat terhadap demokrasi. Dengan
demikian para pembuat konstitusi mendirikan pemerintahan dengan gaya ajaran
Locke yang terbuka atas dasar persetujuan rakyat. Memperkenalkan gaya
pemerintahan yang berdasarkan kehendak rakyat. Bukti pemerintahan atas dasar
kedaulatan rakyat telah berhasil ditunjukkan. Di bawah sistem ini Amerika
Serikat telah menjadi bangsa yang penting.
Diantara
Orang Amerika pada masa itu kata “demokrasi” mendapatkan dua
konotasi yang berbeda tapi saling berkaitan,
yaitu :
§ Demokrasi
realistik adalah pola perilaku yang mencakup kegiatan seperti rapat panitia
partai politik dan saling mencari dukungan, perjuangan memperoleh jabatan diantara
tokoh partai dan perdebatan untuk memenangkan ide diantara kelompok atau pressure
groups.
§ Demokrasi
romantik adalah seperangkat gagasan yang membentuk suatu kepercayaan bangsa,
suatu national faith mengandung kekuatan sebagai agama Negara, meskipun tidak
diakui.
Di
Amerika pada masa pertengahan, kesatuan merupakan masalah utama. Amerika
Serikat menghadapi ancaman separatisme. Yang dibutuhkan orang Amerika pada masa
itu ialah pertahanan diatas rasa rendah atau interioritas terhadap Eropa.
Landasan paham demokrasi adalah supernaturalisme yang berasal dari agama
nasrani. Dasar pemikiran atas teori yang melandasi paham demokrasi ialah bahwa
Tuhan, Sang Pencipta umat manusia, juga telah menciptakan hukum morah yang
mengatur kehidupan bernegara, dan memberikan hati nurani atau kesadaran untuk
memahami hukum moral tersebut.
Penerimaan oleh
semua pihak terhadap Doktrin ini menunjukkan bahwa doktrin tersebut mengandung
kegunaan bagi budaya masa itu. kontriversi
tentang perbudakan benar-benar merupakan batu uji bagi demokrasi institusi
politik Amerika. Doktrin kedua dalam paham demokrasi pada periode pertengahan ialah
doktrin mengenai individu yang bebas. Doktrin ini berisikan teori kebebasan dan
hubungan individu terhadap Negara. Doktrin ketiga dalam paham demokrasi ialah
doktrin bahwa Amerika mengemban suatu misi. Hal ini adalah versi pertengahan abad kesembilan belas dari mitos tentang
asal mula yang unik dan juga akdir yang unik sebagaimana yang dianut dalam
tradisi suku-suku bangsa.
BAB 2
DEMOKRASI AMERIKA DALAM KRISIS DUNIA
Seratus
tahun yang lalu sebuah kapal layar dengan
layar tegak terbentang dan ujung haluan yang pipih terdongak berdiri di
pelabuhan Boston, mengarahkan haluannya ke Eropa. Di
atas kapal tersebut terdapat seorang pemuda yang bernama Goerge
Bancroft yang baru saja lulus dari Universitas Harvard, ia dalam perjalanan ke
Eropa untuk meneruskan studinya. Dikemudian hari ia menjadi pakar sejarah
pertama yang melacak asal usul dan perkembangan cita-cita demokrasi Amerika.
Pada
abad ke-19, Eropa merupakan pusat peradapan dan harapan dunia. Rakyat Amerika memandang
Eropa sebagi tempat mencari ilmu, sebagai standar cita rasa dan inspirasi. Dewasa ini, Eropa dan Dunia pada umumnya sedang
dilanda krisis. Pikiran kita sedang dirisaukan oleh
berita-berita tentang pemboman, serangan-serangan militer didarat dan lautan,
dan tentang runtuhnya bangsa-bangsa.
Empat prinsip yang absolut dan tak dapat berubah,
merupakan dasar / landasan yang memungkinkan adanya tidak hanya ilmu
pengetahuan melainkan juga segala bentuk pembelajaran, yaitu :
-
Belajar adalah hasil penalaran
-
Belajar adalah hasil jiwa individu yang bebas
-
Belajar merupakan hasil kebebasan yang bertanggung jawab
-
Belajar merupakan hasil kepercayaan timbal-balik di antara orang
jujur yang berkarya demi kesejahteraan umum.
Prinsip-prinsip
itu adalah pernyataan ulang tentang paham demokrasi Amerika, yang sekarang ini
sudah berusia lebih dari satu abad.
Prinsip-prinsip itu sudah menyatu dalam idealisme demokrasi di manapun orang
mengikutinya. Kepercayaan terhadap demokrasi ini mencakup, dahulu dan sekarang.
BAB 3
ASAL MULA SPIRITUAL BUDAYA AMERIKA
Makna Demokrasi
Demorasi bagi warga negara
pertengahan abad kesembilan belas mengandung dua makna
yang terpisah tapi saling berhubungan, yaitu
§
demokrasi romantik
§
demokrasi realistik.
Makna kedua dari kata demokrasi pada masa Jackson dan Emerson dapat ditemukan
dalam penggunaan kata ini untuk menggambarkan sejumlah cita-cita atau ideal
yang dapat dipakai sebagai patokan untuk menilai tindakan.
Gagasan Dasar Paham Demokrasi
Gagasan-gagasan yang
menonjol pada paroh pertama pada abad kesembilan belas adalah:
§
konsep pertama: individu yang bebas, rasional, dan bertanggung
jawab, yakni individu yang mampu mengambil keputusan yang bijaksana dan
tepat berdasarkan akal budi, bebas menentukan pilihan, bebas dalam berfikir dan
mengungkapkan keyakinannya yang mantap dihadapan umum, yang bebas memuja
Misteri yang tak terjangkau manusia atau memuja Tuhan di Gunung Horeb.
§
konsep kedua: keyakinan bahwa sebagaimana suatu bangunan ditopang
oleh kerangka baru, demikian pula suatu masyarakat ditopang oleh kerangka
prinsip-prinsip yang abadi.
§
Konsep ketiga: gagasan kemajuan. Arti kemajuan dan
kepercayaan pada kemajuan begitu memasukipemikiran Amerika pada pertengahan
abad kesembilan belas sehingga
orang-orang Amerika hamper tidak menyadarinya lagi sebagai suatu keprcayaan.
§
Konsep keempat: kesamaan nasib sebagai bangsa.
Tiga Aliran Perkembangan Tadisi
Dari puritanisme dan tidak dari sumber lain paham demokrasi Amerika di
pertengahan abad ke-19 mendapatkan pengaruh untuk mementingkan hukum moral
fundamental di samping doktrin tentang individu yang harus mendisiplinkan diri
sendiri. Para penganut Quakerisme menekankan kemuliaan kodrati manusia karena
kenyataan bahwa penciptanya Yang Maha Kuasa sudi bersabda di hati nurani rakyat
yang paling hina sekalipun. Di abad ke-18 umat Quaker di koloni-koloni Amerika
merintis gerakan untuk menghapus perbudakan kaum negro. Quakerisme
menjunjung tinggi kebebasan individu, harkat, dan derajat manusia serta
persaudaraan universal. Dari Qukerisme tumbuh humanitarianisme yang
mekar dengan segar di abad ke-18 dalam kehidupan dan karya john Woolman. Berkat
semangat humanitariannya, individu di abad ke-19 menanggalkan sifatnya yang
keras dengan menambahkan kepada tanggung jawab manusia yang kuat suatu
kewajiban untuk membantu sesamanya yang menderita.
BAB 4
TRADISI PENCERAHAN
Jeffersonlah tokoh yang dalam hal pandangan
hidupnya dan sumbangannya bagi pemikiran serta peradapan dapat disebut sebagai
salah seorang diantara filsuf dunia
yang menjadi pelopor-pelopor gerakan pencerahan. Newton dan Locke merupakan
inti pemikiran Jefferson. Gerakan pencerahan merupakan perkembangan atau produk
dari karya dua imuan terkemuka Inggris di abad ke-17. Franklin dan Jefferson
merupakan bukti-bukti nyata tidak hanya bahwa gerakan Pencerahan, sebagai satu
fase alam pemikiran, telah menggapai masyarakat provincial Inggris di Barat
Samudera Atlantik, tetapi juga bahwa budaya Amerika abad ke-18 mampu
menyumbangkan kepada masyarakat itu tokoh-tokoh penting kaliber dunia, seorang
di bidang ilmu pengetahuan, dan seorang lainnya di bidang filsafat social dan
politik.
Gerakan Pencerahan dengan
sendirinya menghasilkan tidak hanya kosmologi, suatu konsep alam semesta
sebagai mesin yang berfungsi dengan sempurna, dan filsafat sosial, yakni
doktrin tentang hak-hak alami untuk menguasai linkungan dan mencapai kemajuan,
tetapi juga suatu agama, yaitu agama alam. Gerakan Pencerahan menonjolkan
individu,dan penonjolan itu untuk sebagian diilhami oleh tradisi Kristiani yang
panjang. meskipun gerakan itu beragama alam, sesungguhnya ia merupakan
bagiannya.
Tokoh-tokoh gerakan Pencerahan
sudah barang tentu berfikir dalam kerangka konsep universal yang mereka anggap
berasal dari kodrat dan harkat manusia itu sendiri. Di tahun-tahun 1930-an bersama Freud
menemukan bahwa realitas psikologis, dan bersama Pareto realitas social untuk
sebagian terletak pada hal yang tidak rasional. Dalam gerakan masal
totalitarian inti-intelektuallisme berkembang menjadi perjuangan palsu untuk
membawakan keselamatan kepada abad modern ini.
Pertengahan
abad ke-20 erat hubungannya dengan gerakan Pencerahan. mungkin pada suatu
ketika akan disebutgarakan Pencerahan Baru. Gabungan akal-budi seluruh
bangsa-bangsa di Dunia ini akan dapat mengendalikan kekuatan-kekuatan yang
dibuahka oleh ilmu pengetahuan untuk mencapai tujun-tujuan yang berfaedah.
BAB 5
AGAMA INJILI DAN ROMANTISISME KERAKYATAN DI
AMERIKA
AWAL ABAD KESEMBILAN BELAS
Abad
ke-20 yang merosotkan suatu kepercayaan lama dan dinamis pada kemajuan.
Protestantisme, mengalami goncangan dalam ajarannya yang mapan, memberikan arti
makna kepada tradisi Kristiani bagi generasi materialistis. Untuk
mempertahankan nilai-nilai manusiawi yang kebebasan-kebebasan dasar dalam
kekuatan dan kesewenang-wenangan.
Bagian
pertama abad ke-19 menyaksikan merosotnya paham Deisme, kebangkitan gerakan
Protestan Injili, dan perumusan terakhir sejumlah perangkat gagsan dan
nilai-nilai yang membentuk paham demokrasi Amerika. Proklamasi kemerdekaan yang
menekankan kebebasan, dan mengutamakan doktrin, kesamaan hak dikemudian hari.
Jefferson menetapkan Undang-Undang mengenai kebebasan beragama di Virginia,
suatu kebebasan yang dijamin dan diperluas oleh amandemen pertama Konstitusi
Federal di Amerika.
Di
kawasan barat negara ini agama Protestan Injili menjadi agama rakyat yang
mengungkapkan sikap rakyat dan memenuhi kebutuhan intelektual dan emosional
mereka. Di dalam Kitap Perjanjian Lama dan Baru menjadi norma-norma otoritatif
untuk mengatur perilaku manusia, yaitu norma hukun abadi Tuhan di tetapkan
untuk menertipkan masyarakat.
Alkitab
berbicara penuh kewibawaan, kata-katanya ditafsirkan dan tiada satu gereja pun
memberikan tafsir tunggal yang mengikat. Kitap Injili dan bahkan memiliki
bermacam-macam pemikiran flosofis dan teologis rekaan sendiri. Memainkan
peranan penting dalam terpecahbelahnya aliran Protestan yang merupakan gejala
menonjol abad ke-20. Emosi digali dari kedalaman kodrat manusia melalui konflik
dan irama. Protestanisma Injili memberikan kedua-duanya; pertama-tama dengan menyajikan drama
peperangan antara Tuhan dan Iblis untuk menguasai dunia penuh dosa, kedua
puncak konflik antara pendosa dan dosanya. Dalam lagu-lagu pujian Protestatisme
Injili, agama rakyat sangat menonjol. Lagu-lagu spiritual kaum kulit putih
adalah modifikasi nyayian-nyayian rakyat waktu itu. Kebanyakan adalah lagu-lagu
ratapan penuh kesedihan dan berkaitan dengan kematian bernada minor.
Protestantisme abad ke-19 sebagai agama rakyat dan transendentalisme
sebagai agama untuk mereka yang lebih terpelajar, yang jumlahnya
tidak besar, pada dasarnya kedua-duanya merupakan agama romantik. Agama Nasrani
memberikan tempat yang dominan kepada romantisisme dalam iklim opini Amerika
abad ke-19. Romantisisme kesamaan-kesamaan yang mendasar diantara pemikiran
regius dan sekuler. Dibesarkan atas dasar emosinalisme Protestantisisme Injili.
Romantisisme menekankan keluhuran keprihatinan terhadap umat manusia yang
menderita. Emosionalisme Romantisme memiliki kekuatan di bidang usaha
kemanusiaan maupun keagamaan.
BAB 6
THOMAS JEFFERSON DAN RASIONALISME
ABAD KEDUA PULUH
Rakyat
Amerika di bagian pertama abad ke-19 mengangkat Washington menjadi pahlawan
Nasional yang terbesar. Pada abad ke-20 muncul sebagai lambing pahlawan Amerika
yang paling dicintai dan paling perkasa. Jefferson adalah seorang petani merasa
cemas terhadap perekayasa perkotaan dan berpendapat bahwa kaum petani mandiri
harus menjadi penyanggang utama dam pembawa tradisi Demokrasi Amerika Utama.
Jefferson menekankan peran individu dari pada pemerintah. Ia menandaskan bahwa
pemerintah yang terbaik adalah yang sedikit mungkin memerintah, dan bahwa
demokrasi itu paling efektif dilaksanakan oleh pemerintah local dan bukannya
pemerintah nasional yang terpusat.
Abad ke-18 umat manusia abad itu oleh
keserasian dan keagungan alam semesta mekanistik Newton, yang berhasil
disinggkap oleh rasio, mengesampingkan hal-hal yang mereka anggap takhyul, dan
bergerak maju di bawah cahaya ilmu pengetahuan disebut abad Pencerahan. Konsep
tentang martabat manusia dan
kemampuannya adalah kebebasan. Menurut Jefferson, karena manusia adalah bagian
dari kebebasan juga tentunya inheren dalam alam. Hak-hak alami serta
nilai-nilai moral abad ke-20 serta idealisme Woodrow Wilson yang dinamis pada
masa Perang Dunia I. Holmes abad ke-20 pakar-pakar antropologi yang menyelidiki
tingkah-laku manusia itu menekankan setiap kebudayaan, mempunyai nilai-nilai,
norma etikanya.
Realisme
geopolitik yang mencurahkan seluruh perhatiannyakepada pertentangan antar suku
versi darwi merupakan bagian dari rasionalisme alamiah abad ke-20 yang
menonjolkan keistimewaan. Agama Protestan liberal mendukung Perang Dunia I
sebagai perang untuk menghentikan perang dan sebagai perjuangan untuk
menghentikan perang dan sebagai perjuangan untuk membuat dunia aman bagi
demokrasi. Kata-kata Jefferson yaitu proklamasi kemerdekaan bahwa manusia
diciptakan sama, setiap orang mempunyai hak-hak asasi yang tidak boleh diganggu gugat.
BAB 7
NASIONALISME DAN ATOM
Langmuir
maupun Johnson berfikir dari segi nasionalisme tradisional. Louis L. Snyder
berkata nasionalisme adalah lambing yang dipandang dari segi sosial diterima
dan yang digunakan masyarakat modrn untuk menjamin keamanan. Amerika
Serikat mempunyai monopoli di bidang tenaga atom rakyat Amerika mengenyanm
keamanan yang tidak dapat di ganggu gugat. Kemurahan hati negara-negara
menderita karena perang dan kepentingan nasional. Amerika melebarkan benteng
atomnya sampai Eropa Barat. Uni Soviet mengembangkan bom atomnya, masalah
keamanan mengalami transformasi radikal. Baik Uni Soviet maupun Amerika Serikat
dalam perang atom tidak mungkin dapat menyelamatkan kota maupun rakyat dari
kehancuran. Supaya diadakan pengamanan kolektif, yang sifatnya global.
Amerika
Serikat kembali keusaha pemecahan masalah, meningkatkan kekuatan angkatan
bersenjata, mampu bertindak cepat dan sekaligus serangan yang mungkin dilakukan
oleh musuh “Sekakmat” terciptalah atom. Situasi itu mempertebal nasionalisme,
pertama-tama bom atom dan kemudian bom hydrogen. Pada tahun 1957 kerajaan
Inggris meletuskan suatu bom hydrogen diatas Cristmas island. Peristiwa itu
menunjukkan suatu hubungan antara nasionalisme dan atom. Bom atom telah
menyebabkan bangsa lain ingin memilikinya.
Rusia
rangkaian uji cobanya pernah diumumkan, uji coba-uji coba diakhiri.
Nasionalisme mengenyampingkan kritik terhadap karena diilhami komunis adalah
suatu nasionalisme yang menunjukkan segi kejahatan. Desakan rakyat untuk
mengakhiri uji coba mereda. Kegagalan yang terus menerus dalam perundingan di
London untuk merintis penghentian pembuatan senjata nuklir untuk perang yang
oleh kedua pihak dipandang sebagai bunuh diri nasionalisme di abad atom, telah
menyatakan kemauan menerima pembatasan kedaulatan sebagaimana mungkin dilakukan
pengawas-pengawas internasional. Suatu nasionalisme baru tumbuh di Gold Coast.
Karena itu, nasionalisme Amerika menyatakan diri berada diruang lingkup
batas-batas yang ditentukan oleh kebutuhan-kebutuhan akan keamana bersama.
Nasionalisme
meskipun terbatas sekali, akan memacu kebijakan-kebijakan negara nasionalisme
dan internasionalisme. Kekuatan atom belum dan tidak akan membuat nasionalisme
anakronisme sepenuhnya di waktu mendatang yang dapat kita pantau. Terjadi
pelepasan tenaga atom adalah berkembangnya pemikiran dalm masyarakat
internasional untuk menciptakan suatu kompromi atau dua hal yang ekstrim, yakni
nasionalisme yang berkelebihan dan Pemerintahan dunia.
BAB 8
PERANG DINGIN DAN PERUBAHAN DALAM
ALAM PEMIKIRAN AMERIKA
Woodrow
Wilson salah satu semboyan utama atau kata kunci adalah kemajuan, berarti
peninggalan yang lama menuju tahap-tahap baru. Kebobrokan sosial dan politik
telah tersingkap. Abad ke-19, paham itu menekankan tiga doktrin secara khusus:
§
doktrin tentang hokum asasi individu yang bebas dan
bertanggungjawab, dan misi Amerika.
§
doktrin tentang individu yang bebas bertanggungjawab: individu
bebas menentukan nasibnya sendiri dan bebas mengembangkan kehidupannya sesuai
dengan kemampuan dan kesempatan yang ada padanya.
§
doktrin tentang mengembang suatu misi untuk tampil dimuka bumi
sebagai saksi bahwa manusia yang bebas mampu memerintah diri sendiri tanpa
campur tangan raja-raja atau aristokrasi yang turun temurun.
Orang-orang
abad ke-19, berasumsi berada ditangan demokrasi berjaya di bumi ini. Memperluas
prinsip-prinsip bidang organisasi internasional. Penggunaan kekerasan
negara-negara besar menyelaesaikan pertikaian. Perang Dunia I mengawali abad
penuh revolusi dan perang besar-besaran pernah terjadi. Pada tahun 1950-an,
ketika perang dingin Amerika Serikat dan Uni Soviet mengungkapkan
kenyataan-kenyataan eksistensi nasional di abad nuklir ini. Kedua muncul
pertengahan abad ke-20, yaitu Amerika Serikat dan Uni Soviet. Timbullah suatu
revolusi alam Pikiran rakyat Amerika sehubungan meletusnya perang yang
sesungguhnya.
Perang
Dingin adalah keadaan biasa sehari. Winston Churchill bahwa keseimbangan adalah
satu-satunya jalan yang dapat melindungi kita dari bom. Akan tetapi perang
dingin dilakukan di bidang-bidang diplomasi ekonomi
dan propagan. Harapan tang tersirat didalam kata-kata adalah harapan
rakyat Amerika setiap masa perang, kecuali di masa perang dingin ini: yang
dapat kita lakukan adalah berharap semoga ketegangan yang melanda mereda
sedikit.
Kondisi-kondisi
pertengahan abad ke-20 telah mengubah misi Amerika menjadi komandan pertempuran
demi kelselamatan dan kelestarian dunia merdeka. Ketegangan perang dingin
menyingkap banyak kenyataan hidup yang mendasar. Untuk menghadapi serangan-serangan dan kiat-kiat
musuh totaliter adikuasa, menuntut tidak hanya satu pemerintahan yang kuat
tetapi pemerintahan yang mampu bertindak secepat kilat untuk mengendalikan
individu. Perang Dingi melawan komunisme totaliter adalah member kepada
generasi pertengahan abad ke-20.
Pengertian
tentang kenyataan-kenyataan dan kesukaran demokrasi, melampaui pengertian
generasi mana dimasa sebelumnya. Masalah-masalah menyangkut demokrasi, pertama
adalah berkisar di bidang pendidikan. Dampak perang dingin mempertajam hubungan
antar bangsa. Kejayaan demokrasi ditemukan didalam kenyataan sebagian besar
rakyat kita telah dapat mengatasi masalah sosial yang paling lewat, yaitu
hubungan antar bangsa kulit putih dan suku-suku bangsa Negro. Perang Dingin
dengan tegas dan dengan bergantung kepada ilmuan dan kedaulatan rakyat kepada
cendekiawan nomor wahid yang jumlahnya tidak besar.
BAB 9
PERUBAHAN DAN PERSPEKTI-PERSPEKTIF BARU
Para
pakar sejarah bangsa Amerika setelah menengok ke belakang dan mengamati keadaan
tiga setengah abad yang lalu, untuk pertama dan terakhir kali melihat perubahan
suatu bangsa yang bergaris mengikuti garis depan yang terus
bergerak melangkah dari komposisi etnis yang sederhana ke yang rumit dan
dari suatu bangsa yang memperbudak bangsa lain ke bangsa yang memperjuangkan
kesamaan hak, suatu ekonomi yang berkembangan dari pertanian sederhana ke
industri.
Suatu
bangsa yang memulai sebagai kofederasi negara-negara jauh dari pusat peradapan
Barat, menjadi perkasa dan akhirnya muncul menjadi peradapan yang terancam oleh
kekuasaan sewenang-wenangan dan falsafah serta sistem materialistis, semakin cepat merupakan fakta yang tegar dalam
budaya rakyat Amerika. Tiga faktor muncul perubahan : cepat meningkatnya ilmu-ilmu yang
menunjang terutama dibidang pengetahuan dan teknologi, pengejawantahan
bentuk dan kekuatan kebudayaan yang senantiasa berubah-rubah di dunia manca
negara, merupakan ruang lingkup kemasyarakatan, dan
serangkaian nilai dalam peradapaan yang sedemikian lama dan sedemikian erat
sehingga menjelma menjad ikepercayaan atau iman. Ketiga faktor,
yang mengejala pada pertengahan abad ke-20 ini merupakan perspektif-perspektif
bagi generasi masa kini.
Perubahan-perubahan memberi
peringatan supaya jangan terjadi penyimpangan. Amerika modern mau menggunakan
akal budi, ia harus pengertian dan pandangan ilmu pengetahuan sosial. Ilmu
komunikasi memberikan perspektif bagi Amerika
pertengahan abad ke-20 sehingga perubahan-perubahan yang terjadi di dunia.
BAB 10
AGAMA DALAM KEHIDUPAN AMERIKA
Dewasa
ini Amerika, yang lahir dari Eropa Barat dan yang sekarang menjadi negara
adikuasa yang tidak ada bandingnya. Nilai-nilai agama melatarbelakangi alam
pikiran, meningkatnya minat terhadap agama menonjol salah satu aspek yang
paling mencolok pada suatu abad yang dipenuhi kecemasan.
Konferensi mengenai agama dan mencerminkan kebutuhan yang dirasakan zaman ini.
Satu Warisan
Perubahan Budaya
Tradisi keagamaan Amerika mulai pada abad ke-17 sebagai
kecemasan rohani yang disebabkan, menurut Paul Tillich, konflik sosial mendasar
abad-abad pertengahan. dalam suatu abad penuh pertentangan diantara berbagai
versi agama. Semasa itu membuktikan pentingnya agama bagi rakyat di zaman itu
menjadi perhatian bukan ilmu pengetahuan melainkan agama. Tahun 1947 di
Inggris terjadi dari 14 umat Anglikan dari aliran “katolik”, Uskup Agung
Canterbury dengan maksud “mengadakan penelitian tentang sebad-musabab kemacetan
diskusi antara pemuka-pemuka agama Kotolik dan Protestan” mengkaji dijalin
suatu sintesis antara Katolik dan Protestan.
Protestantisme
Ortodoks, Liberalisme pasca Trente terwakili dalam Gereja Inggris (abad ke-10).
Liberalisme adalah sebuah istilah ibarat pisau yang karena sudah menjadi
tumpul. Liberalisme sebagai semangat dan tradisi renesans. Agama Katolik Roma
Pasca Trente di dasarkan pada deklarasi KonsiliTrente (pada tahun 1564). Ketiga
aliran itu semuanya ada dalam kepercayaan agama bangsa Amerika. Tradisi
religious Amerika ketika berkembang setengah abad yang pertama.
Penyesuaian
Diri Amerika
Aliran
Protestan menekan pentingnya hubungan individu dengan Tuhan. Masyarakat yang
bertebaran di sepanjang pantai, para penduduk dalam menjalankan tugas dalam
kehidupan sehari-hari, mulai merenungkan hubungan individu dengan masyarakat.
Protestatisme menyatakan dengan tegas bahwa individu, walaupun dia memang
mewarisi kondisi manusia yang batil harus menghadapi tuhan seorang diri.
Deklarasi dan
Agama
Winthrop S. Hudson tahun 1953, menyatakan bahwa suatu
keseimbangan yang dirumuskan dengan seksama antara gereja dan negara sejak
dahulu merupakan tradisi kehidupan keagamaan dan politik Amerika yang dapat di
banggakan. Tradisi agung ini, pada hakekatnya harus ditinjau berdasarkan
peristiwa-peristiwa yang melatarbelakanginya.
Pendidikan yang
Dibina Oleh Gereja dan Negara
Para
warganegara Republik, sadar akan tanggungjawabnya atas Tradisi Agung bagi gereja dan negara
menaruh perhatian kepada pendidikan. Rakyat Amerika dibawah bimbingan paham
demokrasi merumuskan tujuan pendidikan bagi semua lapisan masyarakat. Keyakinan
mendasar tradisi Yahudi-Kristiani yang melandasi paham demokrasi waktu itu
melatar belakangi sekolah-sekolah yang kian berlipat ganda.
Melajunya
Perubahan Budaya
Lima revolusi
mewarnai kurun waktu antara zamannya Lincoln dan zaman sekarang kita ini. (1)
Usaha di bidang perekonomian bidang industri permesinan menghasilkan produk
luar biasa, (2) Perang Saudara dan Perang Dunia I suatu arus imigran, mengubah
corak etnis bangsa kita, (3) Industrialisasi mengakibatkan urbanisasi kaum
imigra, (4) Amerika terpacu untuk mengambil tindakan akibat malapetaka depresi,
meningkatkan peranan negara dan belajar menggunakan pemerintahan yang kuat
untuk perekayasaan sosial. (5) Pendidikan tinggi zaman Mark Hopkins,
menciptakan Universitas modern.
Pengetahuan Baru
Pada tahun 1865 rakyat Amerika meninggalkan keterlibatan mereka dalam
perang saudara dalam 4 tahun, setelah perang saudara mengajukan perubahan revolusioner
dalam konsep asal usul manusia. Bagi orang Amerika pandangan tentang
alam semesta di kendalikan oleh kekuasaan ilahi yang menciptakan manusia dengan
martabat yang sedikit lebih rendah dari malaikat. Jika aliran Protestan
ortodoks mempunyai kode etiknya, maka cendikiawan pun memiliki kode etiknya. Kode
yang merupakan ungkapan semangat Renesans bersifat absolut. Pemimpin-pemimpin
totaliter memaksa cendikiawan-cendikiawannya untuk berkarya bagi negara.
Teologi Baru
Berpegang teguh pada ajaran-ajaran
tradisional ditengah-tengah pertentangan yang timbul akibat ilmu pengetahuan
dan hasil penelitian di bidang sejarah. Tokoh-tokoh teologi baru mempunyai alam
pikir dan pandangan hidup yang sama yang dimiliki rakyat pada umumnya
pada waktu itu.
Agama Dalam
Budaya Modern
Kata
Reinhold Niebuhr pada tahun 1927 “ agama dalam peradaban modren tidak dalam keadaan
yang benar-benar sehat ”. Pada tahun 1927 Niebuhr mengakhiri penilaiannya terhadap situasi
agama di Amerika Serikat. Rakyat Amerika pada pertengahan abad terjerat dalam suatu dilema
yang sungguh kejam. Mereka menghadapi musuh yang tidak mungkin diajak berdamai,
mempunyai senjata absolut, tidak hanya menantang negara tetapi juga
paham demokrasi dan kepercayaan religius mereka.
BAB 11
NILAI-NILAI TRADISIONAL DALAM KEHIDUPAN AMERIKA
Deklarasi kepercayaan
Nilai adalah kepercayaan-kepercayaan bahwa cara hidup
yang diidealisasi
adalah cara yang terbaik bagi masyarakat, nilai berfungsi mengilhami anggota-anggota
masyarakat untuk berperilaku sesuai dengan cara yang diterima masyarakatnya.
Nilai-nilai adalah gambaran-gambaran yang ideal, nilai-nilai merupakan alat
untuk menentukan mutu perilaku seseorang. Warganegara Amerika Serikat
menghargai kebebasan individu. Mereka menjunjung tinggi kebebasan, mereka
percaya bahwa kebebasan dalam batas-batas yang ditetapkan demi kebaikan bersama
memungkinkan individu untuk mengungkapkan sepenuh-penuhnya kualitas dan
kemampuan yang dimilikinya sehingga dapat hidup dengan harga diri yang berasal
dari kemampuannya menentukan pilihan dan peluang untuk mencapai tujuan sesuai
dengan kemampuannya. Akan tetapi alam memberikan batasan-batasan kepada
perilaku manuasi. Masyarakat menghargai otoritas hukum. Hukum negara
sebagaimana yang ditafsirkan oleh lembaga-lembaga peradilan selama lebih dari
1½ abad memberikan bahan-bahan tambahan.
Tradisi Sebagai Sumber Nilai-nilai Amerika
Nilai-nilai
yang dijunjung tinggi rakyat Amerika timbul dari suatu tradisi yang berasal
dari Timur Tengah, Yunani dan Romawi kuno. Bahasa-bahasa Indo-Eropa sudah meluas ke kawasan Selatan dan Barat
membawa kesamaan-kesamaan halus di daerah-daerah yang luas di Asia dan Eropa.
Akan tetapi Yunani, Roma dan Timur tengah merupakan daerah-daerah khusus
sebagai daerah asal peradapan yang kita sebut peradapan Barat.
Timur
Tengah kuno memberi kepada Barat suatu agama monoteistik yang memunculkan dua
rumus yang penting bagi pola pemikiran Barat, termasuk Amerika:
1.
Gagasan tentang individu dihadapan Tuhan
2.
Gagasan bahwa sang Ilahi yang tidak hanya merestui perilaku yang
baik akan tetapi juga menetapkan hukum moral untuk mengatur hubungan
antar-individu di masyarakat.
Dari Yunani dan
Roma kuno diperoleh humanisme sekuler yang juga bersifat mendasar bagi pola
pikiran Barat (termasuk Amerika). Humanisme tercerminkan dalam gagasan-gagasan
dan sikap-sikap yang tetap bertahan sampai ke abad ke-20 ini:
1.
Suatu filsafat spekulatif yang membicarakan hakekat manusia dan
hakekat realitas yang lebih luas dimana manusia merupakan bagian dari realitas
tersebut.
2.
Gagasan bahwa pengetahuan memiliki nilai; bahwa ilmu, didasarkan
pada observasi yangcermat dan logika yang benar merupakan sarana untuk memahami
alam semesta dan bahwa sejarah merupakan suatu sarana untuk membuat manusia
sadar akan dirinya dan nilai-nilainya.
3.
Gagasan tentang adanya suatu tata dalam alam semesta dan dalam
masyarakat yang dapat ditemukan melalui pengamatan dan akal budi manusia.
4.
Gagasan tentang hukum alam dan hubungan antara manusia yang
merakumkan prinsip-prinsip keadilan yang berada diatas kehendak dari manusia
yang diperintah dan yang memerintah, dan menjadi dasar bagi manusia untuk
memiliki harapan mencapai kemajuan munuju terciptanya masyarakat yang lebih
sempurna
5.
Gagasan tentang seni sebagai bentuk-bentuk teratur, yang
mencermikan manusia didalam lingungannya, tradisi dan kepercayaan; dari Yunani
datanglah gagasan tentang arsitektur sebagai ungkapan ruangan interior.
Nilai-nilai Amerika dalam Politik
Nilai-nilai
Amerika dalam politik bersumber pada pola pemikiran Inggris abad ke-17. John
Locke, seorang filsuf Inggris, membenarkan “Revolusi 1688”. Hanya sedikit
perbandingan antara jumlah tenaga dan tanah. Empat tahun perang saudara
(1861-1865), muncullah nilai-nilai Amerika di bidang politik:
1.
Konsep negara sebagai sarana yang diciptakan untuk melindungi
rakyat dan meningkatkan kesejahteraan umum
2.
Kebebasan dan tanggungjawab warga negara untuk mempunyai suara
dalam pemerintahan sebagaimana terwujud dalam hak dan tanggungjawab untuk
memilih
3.
Kebebasan untuk memperoleh segala macam informasi atau pengetahuan.
Dicapai melalui sistem pendidikan umum, kebebasan akedemis, dan adanya pers
yang bebas
4.
Kebebasan untuk menyatakan pendapat, baik secara lisan maupun
tulisan yang menyangkut bidang ekonomi, agama, politik, ataupun sosial.
5.
Perlindungan bagi warga negara terhadap campur pejabat-pejabat
pemerintah yang tidak semestinya dalam urusan pribadi seorang warganegara.
6.
Hak warganegara untuk mengadakan pertemuan yang tidak menimbulkan
keresahan umum.
7.
Supremasi kekuasaan sipil atas kekuasaan militer sesuai dengan
prinsip bahwa kekuasaan sipil merupakan yang mengambil keputusan sedangkan
kekuasaan militer adalah alat yang digunakan untuk melaksanakan keputusan bila
diperlukan.
8.
Konsep federal Amerika sebagai ”suatu serikat permanen antara
negara-negara permanen, yang di bentuk sesuai Perang Saudara, di pertahanan
melalui kekuasaan hukum konstitusi dan yang melarang pembatalan atau pemisahan
diri oleh negara-negara bagian”.
Hukum dalam Nilai-nilai Amerika
Nilai-nilai
Amerika yang berkembang di bidang hukum mencakup konsep berikut ini:
1.
Konsep “pemerintah oleh hukum dan bukan oleh manusia”, berarti
kekuasaan hukum yang dijalankan pengadilan biasa berada diatas kekuasaan para
pejabat dan instansi pemerintah.
2.
Konsep hukum sebagai suatu yang hidup dan tumbuh terus mengikuti
perkembangan masyarakat.
3.
Hak setiap orang untuk bebas bergerak kemana saja dan memilih
pekerjaan, kecuali dinyatakan bersalah melakukan kejahatan, dan dikenekan hukum
umum, yang melarang perbudakan dan kerja paksa.
4.
Hak setiap orang untuk mengetahui pekerjaan yang dituduhkan negara
terhadap dirinya, hak di adili secara cepat dimuka umum, hak memperoleh saksi,
dan bantuan hukum sehingga menjamin adanya perlindungan hukum.
5.
Hak setiap orang untuk menolak memberikan kesaksian melawan dirinya
sendiri. Supaya jangan sampai terucapkan pengakuan paksaan atau palsuyang
merupakan aspek yang paling keji dari tirani totaliter.
6.
Hak untuk diadili oleh juri yang beranggotakan orang-orang yang
menyampaikan tuduhan-tuduhannya.
7.
Perlindungan bagi orang-orang supaya “jiwa dan raganya jangan di
ancam bahaya sampai dua kali bagi satu pelanggaran yang sama atau jika ternyata
bersalah, jangan sampai mendapatkan hukuman yang kejam atau di luar batas”.
8.
Pengingkaran terhadap wewenang pemerintah untuk menghukum seseorang
melalui perangkat hukum, yaitu undang-undang yang dirumuskan untuk menyatakan
bahwa suatu tindakan adalah pelanggaran setelah tindakan tersebut terjadi.
Agama dalam Nilai-nilai Amerika
Aspek
keagamaan dari kebudayaan Amerika Serikat mengungkap tradisi Yahudi-Kristiani
sebagai unsur pokok dalam peradapan Barat. Kepercayaan mayoritas pria dan
wanita abad ke-17 dan ke-18, yang meletakkan dasar-dasar perdaban
Amerika adalah Protestantisme dalam berbagai aliran. Dalam abad ke-19 dan awal
abad ke-20, berjuta-juta imigran kebanyakan dari Eropa, membanjiri Amerika
Serikat. Mereka beragama Katolik Roma. Pada pertengahan abad ke-20, yang
merupakan zaman yang ditandai dengan perhatian luar biasa kepada agama di
antara warga negara Republik suatu gerakan ekumenis atau gerakan penyatuan membawakan langkah-langkah untuk mempersatukan
kalangan umat protestan Amerika. Dari pengalaman keagamaan selama lebih dari tiga
abad dan dari pengalaman kepercayaan pada rasionalisme humanistik selama lebih
dari dua abad muncullah nilai-nilai agama dalam kehidupan Amerika yang
mengandung konsep-konsep dan tujuan-tujuan berikut ini:
1.
Gagasan bahwa negara tidak mempunyai batas yang sama dengan
masyarakat, tetapi lembaga-lembaga agama berhak hadir ditengah-tengah
masyarakat tanpa ketergantungan kepada negara gereja.
2.
Kebebasan untuk mengimani dan menyebarluaskan agama dengan petunjuk
suara hati seseorang, atau kebebasan untuk tidak beribadah.
3.
Gagasan tentang gereja sebagai persekutuan orang-orang yang beriman
bertanggungjawab atas kelestariannya.
4.
Penekanan pada sesuatu bentuk theisme sebagai suatu kerangka untuk
menjelaskan makna kehidupan manusia.
5.
Gagasan yang diterima secara luas tetapi tidak menyelur bahwa
norma-norma etika bersumber pada agama.
6.
Gagasan bahwa untuk peningkatan persaudaraan antar manusia bahwa
naungan Tuhan sebagai Bapa umat manusia, gereja-gereja harus menjangkau setiap
sudut dunia dengan membawakan cinta kasih Tuhan, membantu evolusi sosial menuju
kehidupan yang lebih baik, dan menjalin kerjasama diantara semua semua bangsa.
7.
Suatu semangat cinta kasih yang sebagaian berasal dari tradisi humanistik dan sebagian lagi
dari tradisi Yahudi-Kristianiserta gagasan bahwa perbuatanyang membantu
kesejahteraan individu dan masyarakat sudah merupakan religius yang terpuji.
8.
Gagasan bahwa negara harus menghormati keyakinan orang yang
menuruti suara hatinya tidak mau trut serta dalam kekerasan perang berdarah.
Pendidikan dalam Nilai-nilai Amerika
Seiring
dengan perkembangan sistem persekolahan nasional nilai-nilai Amerika dalam pendidikan timbul
dan mencakup konsep-konsep berikut ini:
1.
Gagasan bahwa pemerinthan yang efektif menuntut bahwa sebagian
besar warga negaranya yang mempunyai hak pilih mengenyam pendidikan cukup
tinggi.
2.
Gagasan bahwa kesamaan hak atas kesempatan belajar bagi semua warga
negara merupakan landasan bagi suatu masyarakat demokratis yang adil dan
didambakan.
3.
Gagasan bahwa pemerintahan berkewajiban memberi kesempatan belajar
sejak taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi.
4.
Gagasan bahwa negara tidak bolehmemonopoli pendidikan dan
universitas-universitas swasta yang independen memberikan variasi dan
keanekaragaman kepada sistem pendidikan untuk meningkatkan kesejahteraan
khalayak ramai.
5.
Gagasan bahwa sejak sekolah dasar, khususnya dengan pendidikan
tinggi dengan mempersiapkan para ahli untuk bekerja ditengah-tengah masyarakat
yang menekankan spesialis.
6.
Gagasan bahwa sejak sekolah dasar sampai tingkat sarjana muda,
pendidikan dimaksudkan untun mempersiapkan individu menjadi mahkluk sosial dan
memperkaya kultural dan pencerdasan akal budi.
7.
Gagasan bahwa pendidikan umum harus mendahului atau berjalan
seiring dengan pendidikan keahlian dengan maksud bahwa seorang ahli mempunyai
pandangan luas.
8.
Gagasan tentang kebebasan akademik yang menjamin bahwa pengajar
yang diperguruan tinggi bebas mencari dan mengajarkan kebenaran tanpa paksaan
dari pihak pemerintah, gereja, masyarakat niaga, dan pejabat administratif
lembaga-lembaga pendidikan.
9.
Gagasan bahwa pendidikan merupakan proses sepanjang hidup sehingga
pendidkan pasca sekolah harus cukup tersedia bagi orang dewasa.
Nilai-nilai Sosial
Nilai-nilai
sosial Amerika Serikat berasal dari serat-serat religius dan humanistik dalam
peradapan Barat. Dari proses perubahan sosial yang berlangsung
lama berkembang nilai-nilai sosial rakyat Amerika, yaitu:
1.
Martabat dan pentingnya individu. Seorang individu merupakan pusat
kekuatan dan nilai. Negara adalah sarana untuk meninglat\kan individu yang
membentuknya.
2.
Kebebasan berfikir dan bertindak bagi individu. Seorang individu
mempunyai wibawa dan hidupnya harus mempunyai arti, dengan sendirinya ia
mempunyai kebebasan yang cukup besar.
3.
Kebebasan sedapat mungkin peluang yang sama, bagi individu untuk
menentukan hidupnya sesuai dengan kemampuannya.
4.
Perhatian terhadap kelompok dan kegiatannya sebagai sarana untuk
mencapai tujuan untuk mendewasakan pribadinya sendiri.
5.
Perhatian terhadap keluarga sebagai institusi sosial yang mendasar
maupunadat istiadat terhadap privasi dan loyalitas timbal balik antar anggota.
6.
Penghargaan bagi pekerjaan yang memacu prestasi seperti kemajuan
dalam provesi dan penimbunan kekayaan, sebagai aspek normal kehidupan yang
baik.
7.
Perhatian terhadap kesehatan fisik maupun mental masyarakat.
8.
Perhadian terrhadap pengapdian masyarakat sebagai sukarela oleh
orang sebagai individu dan secara pribadi.
9.
Penerimaan terhadap perubahan sebagai aspek kehidupan sosial yang
wajar dan perhatian terhadap ilmu-ilmu pengetahuan sosisal sebagai sarana untuk
memperoleh tentang masyarakat dan untuk merumuskan perbaikan.
Ilmu-ilmu Pengtahuan dalam Nilai-nilai Amerika
Nilai-nilai
ilmu pengetahuan yang muncul dalam kehidupan Amerika mencakup konsep-konsep
berikut:
1.
Penghargaan terhadap realitas, yaitu pendekatan yang kritis
terhadap gejala alam dan masyarakat, dengan diiringi dengan usaha untuk
merumuskan gajala-gajala kedalam bentuk pemahaman yang semakin konsisten,
teratur dan bersifat umum.
2.
Keyakinan bahwa manusia harus berani menyingkap rahasia-rahasia
alam sebanyak-babyaknya, sesuai dengan kemampuannya.
3.
Keyakinan bahwa manusia tidak menghindari tanggung jawab moral atas
penggunaan kekuatan apapun yang dihasilkan dan diberikan kepadanya oleh
pengetahuan yang terus bertambah.
4.
Pengertian bahwa metodologi ilmu penetahuan, yang memadukan
penalaran yang tepat dengan pengamatan yang cermat serta eksperimen terkendali,
dapat menggapai pengetahuan baru jika ilmu pengetahuan sesuai dengan kode etik.
5.
Ilmuan yang mencari pengetahuan baru harus memiliki kebebasan untuk
mengadakan penelitian, mengembangkan penalaran atas dasar fakta yang telah
ditemukan dan mengungkapkan kesimpulannya.
6.
Dalam penyampaian hasil penemuannya, ilmuan harus setia kepada
kebenaran yang ia temukan.
7.
Ilmuan harus mengadakan pendekatan terhadap pemecahan
masala-masalah secara obyektif, bersedia menerima bukti-bukti dan menolak
hipotesa-hipotesa yang tidak dapat dibuktikan.
8.
Perhatian terhadap penerapan ilmiah dengan menggunakan teknologi
pada masalah-masalah kehidupan.
Nilai-nilai
Dalam Ekonomi Amerika
Ekonomi koloni bersifat agraria, masyarakat
Amerika menganggap kesejahteraan ekonomi sebagai landasan kesejahteraan
individu maupun masyarakat. Menjelang Perang Dunia I peradapan Amerika telah meninggalkan
ekonomi pertanian yang sampai pertengahan abad ke-19 paling menonjol. Setelah
konflik ekonomi perindustrian yang berkembang dengan pesat membuahkan
kemakmuran baru dan tata kehidupan baru. Rangkaian nilai-nilai yang muncul
sebagai pedoman ekonomi mencakup konsep-konsep berikut ini:
1.
Kerja seorang individu sangat dihargai dan dianggap suci sejak
teologi kaum Puritan abad ke-17.
2.
Kesejahteraan ekonomi individu tidak hanya dinilai sebagai landasan
ekonomi yang sehat akan tetapi juga sebagai landasan bagi kehidupan individu
yang sepenuh-penuhnya dan seutuhnya,
3.
Penghargaan pada perjanjian dan penghormatan terhadap harta milik
dinilai sebagai dasar hubungan ekonomi yang teratur dan dapat diandalkan.
4.
Produksi barang-barang dinilai sebagai prasyarat bagi sehatnya
ekonomi.
5.
Wirausaha dinilai tinggi karena memberi kesempatan bagi pengusaha
secara individu atau kelompok mengembangkan kemampuan yang kreatif.
6.
Sistem memperoleh keuntungan dinilai tinggi karena hanya dengan
mendapat keuntungan wirausaha dapat bertahan lama.
7.
Kesejahteraan ekonomi masyarakat lokal atau nasional dihargai
dengan alasan yang sama dengan kesejahteraan ekonomi perorangan, dan disamping
itu juga karena alasan lain, yaitu ekonomi dapat berfungsi baik hanya kalau
ekonomi rakyat pada umumnya cukup sehat.
8.
Jaminan sosial bagi individu dijunjung tingggi dan mengambil bentuk
asuransi dibawah pengawasan negara.
9.
Prinsip pemberian bantuan oleh pemerintah kepada kelompok-kelompok
tertentu sangat didambakan, karena bantuan itu melestarikan kesejahteraan
masyarakat.
10. Meskipun
pemberian subsidi pemerintah untuk produk-produk pertanian menangkal persaingan
diantara para petani produsen untuk menurunkan harga sampai dibawah minimum
yang ditentukan.
Kesenian Dalam Kehidupan Amerika
Dari
berbagai ungkapan seni yang barkembang selama bertahun-tahun muncullah
nilai-nilai tertentu, yaitu:
1.
Perhatian terhadap penciptaan dan penyajian musik, yang terjamin
dalam meningkatnya jumlah komponis, pertumbuhan organisasi di bidang musik, dan
membengkaknya rekaman musik.
2.
Perhatian terhadap pengumpulan dan penyedian lukisan-lukisan,
patung-patung, kerajinan tangan baik klasik maupun kontemporer di meseum-meseum
agar dapat dinikmati khalayak umum.
3.
Perhatian terhadap desain alat-alat kebutuhan hidup sehari-hari.
4.
Perhatian terhadap sastra kreatif sebagai sarana untuk memperoleh
pemahaman yang lebih sempurna dalam kehidupan.
5.
Perhatian terhadap drama dan tari-tarian yang dipertunjukkan di
panggung, film dan TV sebagai sarana untuk memperkaya kehidupan manusia.
6.
Perhatian terhadap tradisi maupun inovasi dalam seni lukis, seni
patung dan terhadap partisipasi khalayak dalam berbagaiseni.
7.
Perhatian terhadap tradisi maupun inovasi, bersama dengan
prinsip-prinsip tentang bentuk dan fungsi.
8.
Perhatian terhadap kritik para cendikiawandan spesialis mengenai
berbagai kesenian untuk mendorong peningkatan kemampuan khalayak dalam menilai
hasil karya.
Nilai-nilai Dalam Hubungan Internasional
Nilai-nilai
amerikan di bidang hubungan internasional muncul dari pengalaman selama 1 ½ abad lebih bagi Amerika Serikat sebagai
anggota masyarakat bangsa-bangsa. Anggota masyarakat bangsa-bangsa lahirlah
nilai-nilai yang digunakan Amerika Serikat sebagai pedoman politik luar
negerinya, mencakup konsep-konsep berikut ini:
1.
Prinsip supaya perubahan dalam hubungan antar bangsa hanya dapat
dicapai lewat jalan damai dengan menolak penggunaan kekerasan sabagai sarana
kebijakan.
2.
Prinsip tentang kedaulatan nasional dibawah hukum internasional.
3.
Nilai-nilai keamanan bersamadalam ruang lingkup organisasi
nationstates makin lama makin disadari dalam abad abad ke-20 dengan demikian
menggeser konsep isolasionisme lama.
4.
Kepatuhan kepada hukum internasional dalam komitmen-komitmen
internasional yang secara resmi telah dikukuhkan.
5.
Penggunaan keputusan hukum internasional untuk menyelesaikan persengketaan
hukum.
6.
Konsep bahwa negara-negara menjaga kerukunan antar negara tetangga.
7.
Konsep bahwa pemerintah harus mendorong dan mendukung pertukaran
budaya antar bangsa dengan alasan bahwa saling pengertian antar berbagai
peradapan dan saling penghargaan terhadap seni dan nilai masing-masing bangsa.